Kenangan " Shiro Neko "
" Nii chan........ Nii chan...... Nii chan....... " suara lembut Shiro terdengar dalam sanubari Kuro.
Di dalam jiwa Kuro terasa gelap dan sepi. Kuro mendengar suara lembut Shiro perlahan. Kuro pun mencoba mencari dan dari mana arah suara itu terdengar. Kemudian terlihat secercak cahaya di ruangan yang gelap dan tak berujung itu. Dengan perlahan Kuro mendekati cahaya itu dan mencoba menyentuhnya.
Seketika cahaya itu semakin membesar dan menyilaukan. Kuro menutup matanya karena sinar itu sangat menyilaukan matanya. Dan ketika Kuro membuka matanya, tiba tiba Kuro berada di sebuah rumah. Rumah tradisional Jepang yang terlihat tak asing oleh Kuro. Ketika Kuro menyadari ternyata Kuro kembali ke dalam masa kecilnya.
Kuro pun berjalan membuka pintu kamarnya. Dan berjalan mengitari lorong rumah itu. Rumah tradisional itu cukup besar dan sangat indah. Kuro berjalan dengan perlahan, dan kemudian seorang gadis kecil yang sedang berlari menabraknya. Kuro dan gadis kecil itu pun sama sama terjatuh. Kemudian seorang pelayan wanita yang menggunakan yukata khas Jepang yang mengejar gadis kecil itu membantu mereka berdiri.
" Tuan muda tidak apa apa? " tanya pelayan itu.
" Aku tidak apa apa " jawab Kuro singkat.
" Shiro chan " terlihat Ibu Kuro menghampiri mereka sambil memanggil nama gadis kecil itu. Shiro yang menoleh langsung berlari ke arah ibunya dan langsung memeluk ibunya.
" Ibu, siapa dia? " tanya Shiro menunjuk ke arah Kuro sambil bersembunyi di balik kaki Ibunya.
" Shiro chan itu kakak mu namanya Kuro " jawab ibu Shiro sambil tersenyum.
Shiro yang mendengar jawaban ibunya langsung kembali menghampiri Kuro dan kemudian tersnyum dengan riang.
" Nii chan.... maaf tadi aku ceroboh " ujar Shiro sambil tersenyum.
" Nii chan? Em..... hem tidak apa apa " jawab Kuro menganggukan kepalanya.
" Kuro chan, ini Shiro dia adik mu. Sejak kecil dia di rawat oleh nenek dan mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita. Kalian berdua harus akur ya " ujar Ibu mereka sambil mengelus kedua kepala mereka.
Saat itu adalah saat pertama Kuro kecil bertemu dengan adiknya Shiro. Shiro sejak kecil sudah terlihat sangat periang sangat berbeda dengan Kuro yang lebih pendiam dan tidak ingin di ganggu. Berulang kali Shiro berusaha mengganggu Kuro dan mengajaknya bermain bersama, akan tetapi Kuro hanya selalu menjauhi Shiro.
Sejak kecil Kuro telah belajar ilmu pedang dan di ajari langsung oleh ayahnya. Selama Kuro berlatih bersama ayahnya, Shiro selalu menunggu dan melihat mereka berlatih pedang. Di saat kecil kekuatan sihir Kuro sangat lemah. Bahkan dia tidak bisa sama sekali menggunakan sihir. Karena itu dia sangat serius berlatih ilmu pedang dari ayahnya. Karena Kuro ingin membuat kedua orang tuanya bangga. Berbeda dengan Kuro, sejak kecil sihir Shiro sudah mulai tumbuh. Dan Shiro sudah mengusasai kekuatan sihirnya itu.
Keluarga Kuro dan Shiro sendiri merupakan keluarga yang sangat terpandang di desanya. Bahkan ayah Kuro merupakan seorang pemimpin sekaligus pahlawan bagi desa tempat mereka tinggal. Karena itu Kuro dan keluarganya sangat di hormati.
Suatu hari Kuro bersama keluarganya dan Shiro berjalan jalan sepanjang desa. Seperti biasa seluruh orang di desa itu sangat ramah dan segan terhadap Kuro dan keluarganya. Meski keluarga Kuro dan Shiro sangat terpandang tidak membuat mereka menjadi sombong, bahkan mereka sangat ramah kepada semua orang. Tiba tiba di saat mereka berjalan di sebuah pasar tradisional di desa itu, terlihat dua orang anak kecil sedang berlari lari saling berkejaran dengan ceria. Namun kedua anak kecil itu melakukan kecerobohan. Kedua anak kecil itu tidak sengaja menabrak sebuah menyanggah kayu. Karena penyanggah kayu itu terjatuh, seketika beberapa buah kayu yang berada di atas tempat penyanggah itu pun ikut terjatuh dan hendak menipah kedua anak kecil itu.
Kejadian itu terlihat oleh Kuro, Shiro, dan keluarganya. Bahkan seluruh penduduk pun ikut melihat karena reruntuhan kayu itu mengeluarkan suara yang cukup bising. Ketika kayu kayu yang terjatuh itu akan menimpah kedua anak itu, tiba tiba kayu kayu itu berhenti dan seperti melayang di udara. Kedua anak yang terjatuh dan akan tertimpah itu pun terkejut. Tanpa membuang buang waktu penduduk yang berada di dekat kedua anak itu menyelamatkan kedua anak itu dan memindahkan mereka. Kemudian setelah penduduk memindahkan kedua anak itu, kayu kayu itu terjatuh seperti seharusnya.
Kayu kayu yang akan jatuh tadi ternyata di hentikan oleh Shiro dengan kekuatan sihirnya. Orang tua Shiro yang melihat kejadian itu pun sangat terkejut, karena mereka juga baru saja mengetahui bahwa Shiro telah bisa mengendalikan kekuatan sihirnya. Ibu Shiro dan Kuro memang dikenal dengan kekuatan sihirnya yang sangat hebat. Bahkan sebelumnya para penduduk mengira ibu Shiro dan Kuro lah yang menyelamatkan kedua anak itu. Namun setelah mereka melihat ternyata Shiro lah yang melakukan sihir itu.
Seketika itu Shiro mendapatkan banyak sekali pujian dan eluh eluhan dari seluruh penduduk desa maupun kedua orang tuanya. Semenjak itu Kuro merasa dirinya semakin tidak terlihat oleh kedua orang tuanya dan penduduk desa. Bagi Kuro, Shiro telah mengambil apa yang Kuro inginkan. Bahkan Kuro belatih ilmu pedang dengan keras agar bisa terlihat sebgai pahlawan seperti ayahnya. Akan tetapi Shiro langsung mendapatkan perhatian seluruh orang dengan sangat mudah.
Hari demi hari berlalu seperti itu, Kuro semakin lama memendam kecemburuan di dalam hatinya. Dia selalu melihat Shiro yang selalu dekat dengan setiap orang dan sangat ceria. Dan setiap Shiro melihat Kuro yang sedang memperhatikannya, Shiro pun langsung mendekati Kuro dengan ceria. Akan tetapi ketika Shiro hendak mendekat, Kuro langsung pergi menghindar dari Shiro.
Suatu malam Kuro kecil dengan keras berlatih ilmu pedang di halaman rumahnya sendirian. Kuro tampak sangat kesal dan ingin segera bisa mengendalikan sihirnya seperti Shiro. Kemudian sebuah suara terdengar oleh Kuro.
" Percuma saja kau berlatih pedang seperti itu. Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kekuatan sihir mu. Dan kamu hanya akan berada di balik bayang bayang adik mu sendiri " suara misterius itu terdengar oleh Kuro entah dari mana asalnya.
" Siapa kau " tanya Kuro terheran heran sambil berhenti berlatih dan mencoba mengamati keadaan sekitarnya.
" Siapa aku? Itu tidak penting. Aku bisa saja membantu mu untuk menimbulkan sihir mu. Asalkan kau mau bersatu dengan ku " jelas suara misterius itu.
" Apa maksud mu " ujar Kuro dan mulai mengangkat pedang kayu untuk latihannya.
" Hahahahaha...... ya kau sangat persis dengan ayah mu. Jika kau bersatu dengan ku tentu kau akan memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat. Bahkan tidak ada satu pun orang yang bisa mengalahkan mu.
Seketika itu Kuro melihat bayangan hitam, dan tiba tiba bayangan hitam itu dengan cepat masuk kedalam tubuh Kuro. Kuro kemudian berjalan sepanjang lorong rumah. Saat itu seluruh keluarga dan pelayan sudah terlelap. Ketika Kuro berjalan melewati kamar Shiro, Shiro pun terbangun dan melihat bayangan Kuro yang berjalan di balik pintu kamarnya. Karena sangat mengantuk Shiro pun kembali terlelap. Kuro berjalan menuju ruangan tempat dimana pedang ayahnya berada. Dengan pasti Kuro pun membuka pintu ruangan itu.
Tak lama kemudian Shiro kembali terbangun karena merasa kepanasan dan sedikit sesak. Saat membuka matanya Shiro sangat terbatuk batuk karena asap cukup lebat masuk kedalam kamarnya. Shiro pun membuka pintu kamarnya. Seketika Shiro sangat terkejut seaakan tidak percaya apa yang telah dia lihat di luar kamarnya. Api menyala di beberapa tempat rumah mereka. Beberapa penjaga dan pelayan pun bergeletakan tak bernyawa dan bersimbah darah.
Shiro kecil itu dengan ketakutan dan menangis berjalan perlahan menuju kamar kedua orang tuanya. Tampak sepanjang lorong Shiro melihat mayat para penjaga dan pelayannya bergeletakan di mana mana. Sesampainya di depan pintu kamar kedua orang tuanya. Shiro dengan perlahan juga membuka pintu kamar itu.
Setelah membuka pintu kamar itu Shiro menjadi semakin terkejut. Ia melihat Kuro yang berdiri sambil memegan sebuah pedang berlumuran darah di tangannya. Selain itu Shiro juga melihat kedua orang tuanya telah tergeletak dan bersimbah darah sama seperti para pelayan dan penjaga rumah mereka.
Kuro yang awalnya membelakangi Shiro langsung berbalik menghadap ke arah Shiro karena mengetahui seseorang telah membuka pintu kamar itu. Kuro yang terlihat oleh Shiro sangat berbeda. Matanya biru menyala dengan tatapan yang kosong dan aura hitam yang terus keluar dari tubuh Kuro, Dengan seketika Kuro yang melihat Shiro berdiri di depan pintu langsung menyerang Shiro.
Dengan cepat seseorang pria dewasa memeluk Shiro dan menghindari serangan Kuro tadi. Pria itu lalu menurunkan Shiro. Serangan Kuro tadi membuat suara yang cukup keras dan terdengar oleh beberapa penduduk di sekitar rumah mereka. Penduduk yang terbangun karena mendengar suara itu langsung berhamburan keluar rumah mereka dan melihat asap keluar dari arah rumah Keluarga Kuro dan Shiro.
" Saat ini dia bukan lah kakak mu. Jadi apa yang kau lihat tadi bukan lah perbuatan kakak mu. Kakak mu pasti tidak akan berbuat seperti ini dan langsung menyerang mu. Dia juga menyayangi mu bukan? " ujar pria tidak dikenal yang telah menyelamatkan Shiro itu.
" Hem, Nii chan tidak mungkin membunuh. Nii chan itu sangat baik. Siapa pun kamu, aku mohon selamatkan nii chan " pinta Shino kecil sambil menangis.
" Tentu saja aku akan menyelamatkan kakak mu " ujar pria misterius itu tersenyum.
Pria misterius itu pun berjalan menghampiri Kuro yang mencoba keluar dari reruntuhan karena serangan nya yang meleset tadi. Kuro pun sedikit berdarah akibat tertimpah reruntuhan itu. Kemudian dengan kekuatan sihir pria misterius itu memurnikan roh Kuro. Kuro pun akhirnya terpisah dengan bayangan hitam yang memasuki tubuhnya tadi. Kuro yang terpisah dengan bayangan itu langsung terjatuh namun masih dalam kondisi sadarnya. Kuro yang melihat bayangan hitam itu merangkak mundur ketakutan. Kemudian bayangan hitam itu pun menghilang entah kemana.
" Aku telah menyelamatkan kakak mu. Tapi aku harus mengejar bayangan hitam itu. Bayangan hitam itu sangat berbahaya. Aku merasakan kekuatan sihir dari tubuhmu. Kau cobalah untuk berjaga jaga di sini. Bisa saja bayangan hitam itu kembali lagi kesini. Nanti aku juga akan segera kembali ke sini " ujar pria misterius itu mendekati Shiro dan kemudian menghilang kembali.
Kuro yang masih sadar pun berdiri dan terdiam melihat apa yang telah dia lakukan. Kuro pun tidak tau harus berbuat apa, dia tampak sangat frustasi. Dia hanya melihat adik nya Shiro yang berdiri dan mulai mendekati dirinya. Kemudian Kuro mengalihkan pandangan nya kearah ibu dan ayahnya yang tergeletak dengan penuh darah. Seketika ibu Kuro masih sedikit tersadar dan mencoba bergerak dengan penuh luka. Kuro yang melihat ibunya masih tersadar langsung berlari menghampiri. Kuro pun lansung terduduk lemas di hadapan ibunya yang tergeletak penuh darah.
" Kuro chan, kau sangat percis dengan ayah mu. Kau lelaki yang sangat hebat. Ibu dan ayah selalu menyayangi mu. Karena itu kamu harus menjadi lelaki yang baik. Ibu tau, pristiwa ini bukan lah kesalahan mu. Jadi kamu jangan menyalahkan diri mu sendiri. Jaga lah adik mu Shiro. Shiro itu sangat ingin bermain bersama dengan mu " ucap ibu Kuro untuk yang terakhir kalinya kemudian tidak sadarkan diri.
Kuro yang melihat ibunya telah tiada pun mulai meneteskan air mata. Sementara itu Shiro yang mendengar ucapan pria misterius itu mengambil pedang yang tergeletak di lantai dan hendak berjaga jaga. Namun di saat Shiro baru saja mengambil pedang itu, seluruh penduduk yang terbangun tadi telah memasuki rumah mereka dan melihat Shiro memegan pedang yang berlumuran darah itu.
Shiro yang melihat banyak penduduk yang berdatangan merasa lega dan menjatuhkan pedangnya. Para penduduk yang datang langsung membantu mencoba memadamkan api dan mengangkat mayat mayat yang bergeletakan di rumah itu. Kuro dan Shiro pun di pindahkan ke tempat yang aman. Api pun akhirnya berhasil di padamkan akan tetapi keadaan rumah sudah sangat hancur terlahap api.
Dan para penduduk pun mengira kejadian malam itu adalah perbuatan Shiro. Karena para penduduk melihat Shiro yang berdiri memegang pedang dan tanpa luka sedikit pun. Dan karena kemarahan para penduduk malah hendak menyerang Shiro. Akan tetapi sebelum para penduduk menyerang Shiro, dengan sekejap Kuro dan Shiro menghilang.
Tampaknya Kuro dan Shiro di selamatkan oleh pria misterius yang juga telah menyelamatkan mereka tadi. Pria misterius itu membawa mereka ke sebuah tempat tinggal tersembunyi di sebuah hutan. Semenjak itu Kuro dan Shiro di rawat oleh pria misterius itu. Dan pria itu pun melatih mereka berdua.
Namun Kuro selalu saja mengingat kejadian itu dan selalu bermimpi buruk karena dia telah membunuh kedua orang tuanya. Shiro yang melihat kakaknya itu pun selalu mencoba menghibur Kuro. Kuro hanya selalu dihantui oleh rasa bersalahnya. Namun Shiro tidak pernah lelah untuk mendekati dan menghibur Kuro.
" Shiro chan.... " sahut Kuro dengan nada yang pelan.
" Emmmm...... " Shiro pun menoleh ke arah kakaknya yang sedang duduk dengan murung.
" Maaf selama ini aku sangat iri kepada mu. Karena kamu telah bisa menguasai kekuatan sihir. Sedangkan aku sama sekali tidak bisa. Dan juga Ayah dan Ibu terlihat lebih menyayangi mu dari pada aku. Aku juga selalu acuh kepada mu meski berulang kali kamu mencoba untuk menghiburku " ujar Kuro.
" Nii chan, kita itu saudara kan? Bahkan selama ini aku yang merasa iri sekaligus kagum dengan Nii chan. Nii chan itu orang yang sangat kuat. Dan di saat nii chan berlatih pedang bersama ayah, nii chan terlihat sangat keren. Ayah dan Ibu juga sangat menyayangi nii chan. Jadi yang seharusnya iri itu aku bukan nii chan " jelas Shiro dengan tersenyum.
" Emm, mulai sekarang aku akan terus berlatih dan menjadi lebih kuat agar aku bisa melindungi mu. Karena ibu meminta ku untuk menjaga mu. Dan juga saat ini hanya kamu keluarga ku satu satunya " sahut Kuro.
" Emm aku juga akan berlatih bersama. Agar aku bisa lebih berguna lagi " Shiro pun tersenyum.
Saat itu untuk pertama kalinya Kuro tersenyum. Seketika bayangan bayangan itu pun kembali menghilang. Kuro pun kembali menjadi dewasa dan kembali ke dalam ruangan yang gelap itu namun yang berdeda adalah saat ini Shiro berada di depannya dan tersenyum kepadanya.
" Nii chan... " ujar Shiro tersenyum dengan sangat manis.
" Emmmm Shiro " Kuro pun tersenyum membalas senyuman adiknya itu.
" Nii chan BAKA...... " ucap Shiro seketika dan cemberut.
" Heheheheh gommen ne " Kuro pun tertawa melihat wajah adiknya yang lucu itu,
" Nii chan, Nazomi masih hidup karena itu nii chan juga harus tersadar. Nii chan sudah janji akan selalu melindungi ku bukan? " ujar Shiro.
" Iya, aku pasti akan selalu melindungi mu sesuai permintaan terakhir ibu. Tapi aku sendiri tidak tau bagai mana cara keluar dari tempat ini. Dari tadi aku seperti terkurung sendirian di tempat ini. Apa aku melakukan hal yang sama seperti peristiwa itu? Apa aku melukai mu? " tanya Kuro dengan cemas.
" Aku baik baik saja nii chan. Nii chan harus melupakan kejadian itu. Itu semua bukan karena kesalahan nii chan " jelas Shiro sambil tersenyum.
Seketika seorang pria yang mereka lawan sebelumnya muncul di tempati itu.
" Shiro chan, seekor kucing putih yang merepotkan. Tidak ku sangka kau berhasil masuk ke dimensi yang telah aku buat ini. Sepertinya aku meremehkan mu juga. Tapi ini adalah dimensi ku, aku yang membuatnya karena itu aku tidak akan terkalahkan di tempat ini. Jadi lebih baik aku memusnahkan jiwa kalian untuk selamanya di tempat ini. Dan raga kalian akan menjadi boneka ku yang sangat bagus. Hahahahaa... " ujar pria itu sambil tertawa puas.
" Shiro sepertinya kita harus mengalahkan orang ini. Apa kau mengingat saat kita berlatih bersama saat itu? " tanya Kuro sambil tersenyum.
" Emmmm tentu saja aku mengingatnya dengan baik " jawab Shiro pun ikut tersenyum.
" Ayo kita ulang kenangan itu sekali lagi " ujar Kuro.
" Kali ini aku tidak akan kalah dari kakak " sahut Shiro tersenyum dengan sangat ceria.
" Hahahahaha..... kalian kakak adik yang sangat harmonis. Sayang sekali kalian harus berakhir di sini. Dan kau kucing hitam akan terus menjadi seorang iblis, sama seperti kau membantai seluruh keluarga mu " ucap pria itu.
" Maaf saja aku bukan lah seorang iblis karena aku juga memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku dan selalu berada di sisi ku " ujar Kuro.
Seketika itu pria itu melihat bayangan ayah dan ibu Kuro dan juga Shiro berdiri di sisi mereka. Pria itu sangat terkejut sekaligus sedikit ketakutan melihatnya. Karena ayah dan ibu kuro adalah seorang pahlawan yang juga sangat di takuti oleh musuh musuhmya.
" Tidak mungkin, ini adalah dunia ku. Aku yang menciptakan dunia ini. Tidak mungkin hal ini terjadi. Hahahahaha....... " ujar pria itu mencoba menyangkal apa yang telah ia lihat.
" Shiro chan bersiap lah " jelas Kuro dan sebuah pedang pun muncul. Pedang itu adalah pedang milik Ayah Kuro yang juga di pakai oleh Kuro dalam peristiwa mengerikan itu. Kuro pun langsung menggenggam pedang itu.
" Kali ini nii chan tidak boleh kalah. Nii chan harus bisa mengalahkan kenangan buruk itu. Aku akan terus berada di sisi nii chan " ujar Shiro menggenggam tangan Kuro dengan kencang dan tersenyum.
" Hem, ayo kita selesaikan dengan cepat " Kuro pun menganggukan kepalanya.
Kuro dan Shiro pun langsung bersiap akan menyerang pria itu. Dan pertempuran besar pun akan terjadi di tempat itu.
~~~##Jangan Lewatkan Eps Selanjutnya##~~~
Di dalam jiwa Kuro terasa gelap dan sepi. Kuro mendengar suara lembut Shiro perlahan. Kuro pun mencoba mencari dan dari mana arah suara itu terdengar. Kemudian terlihat secercak cahaya di ruangan yang gelap dan tak berujung itu. Dengan perlahan Kuro mendekati cahaya itu dan mencoba menyentuhnya.
Seketika cahaya itu semakin membesar dan menyilaukan. Kuro menutup matanya karena sinar itu sangat menyilaukan matanya. Dan ketika Kuro membuka matanya, tiba tiba Kuro berada di sebuah rumah. Rumah tradisional Jepang yang terlihat tak asing oleh Kuro. Ketika Kuro menyadari ternyata Kuro kembali ke dalam masa kecilnya.
Kuro pun berjalan membuka pintu kamarnya. Dan berjalan mengitari lorong rumah itu. Rumah tradisional itu cukup besar dan sangat indah. Kuro berjalan dengan perlahan, dan kemudian seorang gadis kecil yang sedang berlari menabraknya. Kuro dan gadis kecil itu pun sama sama terjatuh. Kemudian seorang pelayan wanita yang menggunakan yukata khas Jepang yang mengejar gadis kecil itu membantu mereka berdiri.
" Tuan muda tidak apa apa? " tanya pelayan itu.
" Aku tidak apa apa " jawab Kuro singkat.
" Shiro chan " terlihat Ibu Kuro menghampiri mereka sambil memanggil nama gadis kecil itu. Shiro yang menoleh langsung berlari ke arah ibunya dan langsung memeluk ibunya.
" Ibu, siapa dia? " tanya Shiro menunjuk ke arah Kuro sambil bersembunyi di balik kaki Ibunya.
" Shiro chan itu kakak mu namanya Kuro " jawab ibu Shiro sambil tersenyum.
Shiro yang mendengar jawaban ibunya langsung kembali menghampiri Kuro dan kemudian tersnyum dengan riang.
" Nii chan.... maaf tadi aku ceroboh " ujar Shiro sambil tersenyum.
" Nii chan? Em..... hem tidak apa apa " jawab Kuro menganggukan kepalanya.
" Kuro chan, ini Shiro dia adik mu. Sejak kecil dia di rawat oleh nenek dan mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita. Kalian berdua harus akur ya " ujar Ibu mereka sambil mengelus kedua kepala mereka.
Saat itu adalah saat pertama Kuro kecil bertemu dengan adiknya Shiro. Shiro sejak kecil sudah terlihat sangat periang sangat berbeda dengan Kuro yang lebih pendiam dan tidak ingin di ganggu. Berulang kali Shiro berusaha mengganggu Kuro dan mengajaknya bermain bersama, akan tetapi Kuro hanya selalu menjauhi Shiro.
Sejak kecil Kuro telah belajar ilmu pedang dan di ajari langsung oleh ayahnya. Selama Kuro berlatih bersama ayahnya, Shiro selalu menunggu dan melihat mereka berlatih pedang. Di saat kecil kekuatan sihir Kuro sangat lemah. Bahkan dia tidak bisa sama sekali menggunakan sihir. Karena itu dia sangat serius berlatih ilmu pedang dari ayahnya. Karena Kuro ingin membuat kedua orang tuanya bangga. Berbeda dengan Kuro, sejak kecil sihir Shiro sudah mulai tumbuh. Dan Shiro sudah mengusasai kekuatan sihirnya itu.
Keluarga Kuro dan Shiro sendiri merupakan keluarga yang sangat terpandang di desanya. Bahkan ayah Kuro merupakan seorang pemimpin sekaligus pahlawan bagi desa tempat mereka tinggal. Karena itu Kuro dan keluarganya sangat di hormati.
Suatu hari Kuro bersama keluarganya dan Shiro berjalan jalan sepanjang desa. Seperti biasa seluruh orang di desa itu sangat ramah dan segan terhadap Kuro dan keluarganya. Meski keluarga Kuro dan Shiro sangat terpandang tidak membuat mereka menjadi sombong, bahkan mereka sangat ramah kepada semua orang. Tiba tiba di saat mereka berjalan di sebuah pasar tradisional di desa itu, terlihat dua orang anak kecil sedang berlari lari saling berkejaran dengan ceria. Namun kedua anak kecil itu melakukan kecerobohan. Kedua anak kecil itu tidak sengaja menabrak sebuah menyanggah kayu. Karena penyanggah kayu itu terjatuh, seketika beberapa buah kayu yang berada di atas tempat penyanggah itu pun ikut terjatuh dan hendak menipah kedua anak kecil itu.
Kejadian itu terlihat oleh Kuro, Shiro, dan keluarganya. Bahkan seluruh penduduk pun ikut melihat karena reruntuhan kayu itu mengeluarkan suara yang cukup bising. Ketika kayu kayu yang terjatuh itu akan menimpah kedua anak itu, tiba tiba kayu kayu itu berhenti dan seperti melayang di udara. Kedua anak yang terjatuh dan akan tertimpah itu pun terkejut. Tanpa membuang buang waktu penduduk yang berada di dekat kedua anak itu menyelamatkan kedua anak itu dan memindahkan mereka. Kemudian setelah penduduk memindahkan kedua anak itu, kayu kayu itu terjatuh seperti seharusnya.
Kayu kayu yang akan jatuh tadi ternyata di hentikan oleh Shiro dengan kekuatan sihirnya. Orang tua Shiro yang melihat kejadian itu pun sangat terkejut, karena mereka juga baru saja mengetahui bahwa Shiro telah bisa mengendalikan kekuatan sihirnya. Ibu Shiro dan Kuro memang dikenal dengan kekuatan sihirnya yang sangat hebat. Bahkan sebelumnya para penduduk mengira ibu Shiro dan Kuro lah yang menyelamatkan kedua anak itu. Namun setelah mereka melihat ternyata Shiro lah yang melakukan sihir itu.
Seketika itu Shiro mendapatkan banyak sekali pujian dan eluh eluhan dari seluruh penduduk desa maupun kedua orang tuanya. Semenjak itu Kuro merasa dirinya semakin tidak terlihat oleh kedua orang tuanya dan penduduk desa. Bagi Kuro, Shiro telah mengambil apa yang Kuro inginkan. Bahkan Kuro belatih ilmu pedang dengan keras agar bisa terlihat sebgai pahlawan seperti ayahnya. Akan tetapi Shiro langsung mendapatkan perhatian seluruh orang dengan sangat mudah.
Hari demi hari berlalu seperti itu, Kuro semakin lama memendam kecemburuan di dalam hatinya. Dia selalu melihat Shiro yang selalu dekat dengan setiap orang dan sangat ceria. Dan setiap Shiro melihat Kuro yang sedang memperhatikannya, Shiro pun langsung mendekati Kuro dengan ceria. Akan tetapi ketika Shiro hendak mendekat, Kuro langsung pergi menghindar dari Shiro.
Suatu malam Kuro kecil dengan keras berlatih ilmu pedang di halaman rumahnya sendirian. Kuro tampak sangat kesal dan ingin segera bisa mengendalikan sihirnya seperti Shiro. Kemudian sebuah suara terdengar oleh Kuro.
" Percuma saja kau berlatih pedang seperti itu. Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kekuatan sihir mu. Dan kamu hanya akan berada di balik bayang bayang adik mu sendiri " suara misterius itu terdengar oleh Kuro entah dari mana asalnya.
" Siapa kau " tanya Kuro terheran heran sambil berhenti berlatih dan mencoba mengamati keadaan sekitarnya.
" Siapa aku? Itu tidak penting. Aku bisa saja membantu mu untuk menimbulkan sihir mu. Asalkan kau mau bersatu dengan ku " jelas suara misterius itu.
" Apa maksud mu " ujar Kuro dan mulai mengangkat pedang kayu untuk latihannya.
" Hahahahaha...... ya kau sangat persis dengan ayah mu. Jika kau bersatu dengan ku tentu kau akan memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat. Bahkan tidak ada satu pun orang yang bisa mengalahkan mu.
Seketika itu Kuro melihat bayangan hitam, dan tiba tiba bayangan hitam itu dengan cepat masuk kedalam tubuh Kuro. Kuro kemudian berjalan sepanjang lorong rumah. Saat itu seluruh keluarga dan pelayan sudah terlelap. Ketika Kuro berjalan melewati kamar Shiro, Shiro pun terbangun dan melihat bayangan Kuro yang berjalan di balik pintu kamarnya. Karena sangat mengantuk Shiro pun kembali terlelap. Kuro berjalan menuju ruangan tempat dimana pedang ayahnya berada. Dengan pasti Kuro pun membuka pintu ruangan itu.
Tak lama kemudian Shiro kembali terbangun karena merasa kepanasan dan sedikit sesak. Saat membuka matanya Shiro sangat terbatuk batuk karena asap cukup lebat masuk kedalam kamarnya. Shiro pun membuka pintu kamarnya. Seketika Shiro sangat terkejut seaakan tidak percaya apa yang telah dia lihat di luar kamarnya. Api menyala di beberapa tempat rumah mereka. Beberapa penjaga dan pelayan pun bergeletakan tak bernyawa dan bersimbah darah.
Shiro kecil itu dengan ketakutan dan menangis berjalan perlahan menuju kamar kedua orang tuanya. Tampak sepanjang lorong Shiro melihat mayat para penjaga dan pelayannya bergeletakan di mana mana. Sesampainya di depan pintu kamar kedua orang tuanya. Shiro dengan perlahan juga membuka pintu kamar itu.
Setelah membuka pintu kamar itu Shiro menjadi semakin terkejut. Ia melihat Kuro yang berdiri sambil memegan sebuah pedang berlumuran darah di tangannya. Selain itu Shiro juga melihat kedua orang tuanya telah tergeletak dan bersimbah darah sama seperti para pelayan dan penjaga rumah mereka.
Kuro yang awalnya membelakangi Shiro langsung berbalik menghadap ke arah Shiro karena mengetahui seseorang telah membuka pintu kamar itu. Kuro yang terlihat oleh Shiro sangat berbeda. Matanya biru menyala dengan tatapan yang kosong dan aura hitam yang terus keluar dari tubuh Kuro, Dengan seketika Kuro yang melihat Shiro berdiri di depan pintu langsung menyerang Shiro.
Dengan cepat seseorang pria dewasa memeluk Shiro dan menghindari serangan Kuro tadi. Pria itu lalu menurunkan Shiro. Serangan Kuro tadi membuat suara yang cukup keras dan terdengar oleh beberapa penduduk di sekitar rumah mereka. Penduduk yang terbangun karena mendengar suara itu langsung berhamburan keluar rumah mereka dan melihat asap keluar dari arah rumah Keluarga Kuro dan Shiro.
" Saat ini dia bukan lah kakak mu. Jadi apa yang kau lihat tadi bukan lah perbuatan kakak mu. Kakak mu pasti tidak akan berbuat seperti ini dan langsung menyerang mu. Dia juga menyayangi mu bukan? " ujar pria tidak dikenal yang telah menyelamatkan Shiro itu.
" Hem, Nii chan tidak mungkin membunuh. Nii chan itu sangat baik. Siapa pun kamu, aku mohon selamatkan nii chan " pinta Shino kecil sambil menangis.
" Tentu saja aku akan menyelamatkan kakak mu " ujar pria misterius itu tersenyum.
Pria misterius itu pun berjalan menghampiri Kuro yang mencoba keluar dari reruntuhan karena serangan nya yang meleset tadi. Kuro pun sedikit berdarah akibat tertimpah reruntuhan itu. Kemudian dengan kekuatan sihir pria misterius itu memurnikan roh Kuro. Kuro pun akhirnya terpisah dengan bayangan hitam yang memasuki tubuhnya tadi. Kuro yang terpisah dengan bayangan itu langsung terjatuh namun masih dalam kondisi sadarnya. Kuro yang melihat bayangan hitam itu merangkak mundur ketakutan. Kemudian bayangan hitam itu pun menghilang entah kemana.
" Aku telah menyelamatkan kakak mu. Tapi aku harus mengejar bayangan hitam itu. Bayangan hitam itu sangat berbahaya. Aku merasakan kekuatan sihir dari tubuhmu. Kau cobalah untuk berjaga jaga di sini. Bisa saja bayangan hitam itu kembali lagi kesini. Nanti aku juga akan segera kembali ke sini " ujar pria misterius itu mendekati Shiro dan kemudian menghilang kembali.
Kuro yang masih sadar pun berdiri dan terdiam melihat apa yang telah dia lakukan. Kuro pun tidak tau harus berbuat apa, dia tampak sangat frustasi. Dia hanya melihat adik nya Shiro yang berdiri dan mulai mendekati dirinya. Kemudian Kuro mengalihkan pandangan nya kearah ibu dan ayahnya yang tergeletak dengan penuh darah. Seketika ibu Kuro masih sedikit tersadar dan mencoba bergerak dengan penuh luka. Kuro yang melihat ibunya masih tersadar langsung berlari menghampiri. Kuro pun lansung terduduk lemas di hadapan ibunya yang tergeletak penuh darah.
" Kuro chan, kau sangat percis dengan ayah mu. Kau lelaki yang sangat hebat. Ibu dan ayah selalu menyayangi mu. Karena itu kamu harus menjadi lelaki yang baik. Ibu tau, pristiwa ini bukan lah kesalahan mu. Jadi kamu jangan menyalahkan diri mu sendiri. Jaga lah adik mu Shiro. Shiro itu sangat ingin bermain bersama dengan mu " ucap ibu Kuro untuk yang terakhir kalinya kemudian tidak sadarkan diri.
Kuro yang melihat ibunya telah tiada pun mulai meneteskan air mata. Sementara itu Shiro yang mendengar ucapan pria misterius itu mengambil pedang yang tergeletak di lantai dan hendak berjaga jaga. Namun di saat Shiro baru saja mengambil pedang itu, seluruh penduduk yang terbangun tadi telah memasuki rumah mereka dan melihat Shiro memegan pedang yang berlumuran darah itu.
Shiro yang melihat banyak penduduk yang berdatangan merasa lega dan menjatuhkan pedangnya. Para penduduk yang datang langsung membantu mencoba memadamkan api dan mengangkat mayat mayat yang bergeletakan di rumah itu. Kuro dan Shiro pun di pindahkan ke tempat yang aman. Api pun akhirnya berhasil di padamkan akan tetapi keadaan rumah sudah sangat hancur terlahap api.
Dan para penduduk pun mengira kejadian malam itu adalah perbuatan Shiro. Karena para penduduk melihat Shiro yang berdiri memegang pedang dan tanpa luka sedikit pun. Dan karena kemarahan para penduduk malah hendak menyerang Shiro. Akan tetapi sebelum para penduduk menyerang Shiro, dengan sekejap Kuro dan Shiro menghilang.
Tampaknya Kuro dan Shiro di selamatkan oleh pria misterius yang juga telah menyelamatkan mereka tadi. Pria misterius itu membawa mereka ke sebuah tempat tinggal tersembunyi di sebuah hutan. Semenjak itu Kuro dan Shiro di rawat oleh pria misterius itu. Dan pria itu pun melatih mereka berdua.
Namun Kuro selalu saja mengingat kejadian itu dan selalu bermimpi buruk karena dia telah membunuh kedua orang tuanya. Shiro yang melihat kakaknya itu pun selalu mencoba menghibur Kuro. Kuro hanya selalu dihantui oleh rasa bersalahnya. Namun Shiro tidak pernah lelah untuk mendekati dan menghibur Kuro.
" Shiro chan.... " sahut Kuro dengan nada yang pelan.
" Emmmm...... " Shiro pun menoleh ke arah kakaknya yang sedang duduk dengan murung.
" Maaf selama ini aku sangat iri kepada mu. Karena kamu telah bisa menguasai kekuatan sihir. Sedangkan aku sama sekali tidak bisa. Dan juga Ayah dan Ibu terlihat lebih menyayangi mu dari pada aku. Aku juga selalu acuh kepada mu meski berulang kali kamu mencoba untuk menghiburku " ujar Kuro.
" Nii chan, kita itu saudara kan? Bahkan selama ini aku yang merasa iri sekaligus kagum dengan Nii chan. Nii chan itu orang yang sangat kuat. Dan di saat nii chan berlatih pedang bersama ayah, nii chan terlihat sangat keren. Ayah dan Ibu juga sangat menyayangi nii chan. Jadi yang seharusnya iri itu aku bukan nii chan " jelas Shiro dengan tersenyum.
" Emm, mulai sekarang aku akan terus berlatih dan menjadi lebih kuat agar aku bisa melindungi mu. Karena ibu meminta ku untuk menjaga mu. Dan juga saat ini hanya kamu keluarga ku satu satunya " sahut Kuro.
" Emm aku juga akan berlatih bersama. Agar aku bisa lebih berguna lagi " Shiro pun tersenyum.
Saat itu untuk pertama kalinya Kuro tersenyum. Seketika bayangan bayangan itu pun kembali menghilang. Kuro pun kembali menjadi dewasa dan kembali ke dalam ruangan yang gelap itu namun yang berdeda adalah saat ini Shiro berada di depannya dan tersenyum kepadanya.
" Nii chan... " ujar Shiro tersenyum dengan sangat manis.
" Emmmm Shiro " Kuro pun tersenyum membalas senyuman adiknya itu.
" Nii chan BAKA...... " ucap Shiro seketika dan cemberut.
" Heheheheh gommen ne " Kuro pun tertawa melihat wajah adiknya yang lucu itu,
" Nii chan, Nazomi masih hidup karena itu nii chan juga harus tersadar. Nii chan sudah janji akan selalu melindungi ku bukan? " ujar Shiro.
" Iya, aku pasti akan selalu melindungi mu sesuai permintaan terakhir ibu. Tapi aku sendiri tidak tau bagai mana cara keluar dari tempat ini. Dari tadi aku seperti terkurung sendirian di tempat ini. Apa aku melakukan hal yang sama seperti peristiwa itu? Apa aku melukai mu? " tanya Kuro dengan cemas.
" Aku baik baik saja nii chan. Nii chan harus melupakan kejadian itu. Itu semua bukan karena kesalahan nii chan " jelas Shiro sambil tersenyum.
Seketika seorang pria yang mereka lawan sebelumnya muncul di tempati itu.
" Shiro chan, seekor kucing putih yang merepotkan. Tidak ku sangka kau berhasil masuk ke dimensi yang telah aku buat ini. Sepertinya aku meremehkan mu juga. Tapi ini adalah dimensi ku, aku yang membuatnya karena itu aku tidak akan terkalahkan di tempat ini. Jadi lebih baik aku memusnahkan jiwa kalian untuk selamanya di tempat ini. Dan raga kalian akan menjadi boneka ku yang sangat bagus. Hahahahaa... " ujar pria itu sambil tertawa puas.
" Shiro sepertinya kita harus mengalahkan orang ini. Apa kau mengingat saat kita berlatih bersama saat itu? " tanya Kuro sambil tersenyum.
" Emmmm tentu saja aku mengingatnya dengan baik " jawab Shiro pun ikut tersenyum.
" Ayo kita ulang kenangan itu sekali lagi " ujar Kuro.
" Kali ini aku tidak akan kalah dari kakak " sahut Shiro tersenyum dengan sangat ceria.
" Hahahahaha..... kalian kakak adik yang sangat harmonis. Sayang sekali kalian harus berakhir di sini. Dan kau kucing hitam akan terus menjadi seorang iblis, sama seperti kau membantai seluruh keluarga mu " ucap pria itu.
" Maaf saja aku bukan lah seorang iblis karena aku juga memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku dan selalu berada di sisi ku " ujar Kuro.
Seketika itu pria itu melihat bayangan ayah dan ibu Kuro dan juga Shiro berdiri di sisi mereka. Pria itu sangat terkejut sekaligus sedikit ketakutan melihatnya. Karena ayah dan ibu kuro adalah seorang pahlawan yang juga sangat di takuti oleh musuh musuhmya.
" Tidak mungkin, ini adalah dunia ku. Aku yang menciptakan dunia ini. Tidak mungkin hal ini terjadi. Hahahahaha....... " ujar pria itu mencoba menyangkal apa yang telah ia lihat.
" Shiro chan bersiap lah " jelas Kuro dan sebuah pedang pun muncul. Pedang itu adalah pedang milik Ayah Kuro yang juga di pakai oleh Kuro dalam peristiwa mengerikan itu. Kuro pun langsung menggenggam pedang itu.
" Kali ini nii chan tidak boleh kalah. Nii chan harus bisa mengalahkan kenangan buruk itu. Aku akan terus berada di sisi nii chan " ujar Shiro menggenggam tangan Kuro dengan kencang dan tersenyum.
" Hem, ayo kita selesaikan dengan cepat " Kuro pun menganggukan kepalanya.
Kuro dan Shiro pun langsung bersiap akan menyerang pria itu. Dan pertempuran besar pun akan terjadi di tempat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar