Roh Suci Sang Pengawal
" Aku berangkat " pamit Dika yang hendak berangkat menuju ke sekolahnya sambil membawa sebuah roti sarapannya.
Dika berjalan perlahan menuju ke sekolahnya. Di sebuah taman yang Dika lewati ia melihat sebuah kotak yang tergeletak. Dika juga mendengar suara kucing yang seperti kelaparan. Dika akhirnya menghampiri kotak itu. Di dalam kotak itu terdapat dua ekor kucing, yang satu berwarna hitam dan yang satu berwarna putih. Dika sendiri sangat suka dengan kucing.
" Wah..... kucing, kalian pasti kelaparan ya. Ini makan lah " Dika memberikan roti yang dia bawa dari rumah tadi. Dengan lahapnya kedua kucing itu langsung memakan roti yang di berikan oleh Dika. " Kalian berdua lucu sekali. Tapi sekarang aku harus berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah aku akan kembali lagi kesini dan membawa kalian pulang. Jadi kalian jangan kemana mana ya " ujar Dika sambil mengelus kedua kucing itu.
Dika kemudian kembali melanjutkan perjalannannya menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah Dika langsung menuju kelasnya dan tak lama kemudian pelajaran di mulai. Guru pun memasuki kelas bersama dua orang siswa. Seorang siswa laki laki yang terlihat sangat tampan, rambutnya hitam, matanya biru membuat seluruh siswa wanita di dalam kelas menjadi terpikat kepadanya. Satu siswa lagi seorang wanita yang sangat cantik, wanita itu berambut putih dan memiliki mata yang coklat, dengan senyumannya yang manis seperti menghipnotis seluruh siswa yang ada di dalam kelas itu. Kedua siswa itu terlihat seperti bukan penduduk lokal.
" Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid pindahan, Nah kalian berdua silahkan perkenalkan diri kalian masing masing " ujar guru.
" Kuro " ucap siswa laki laki itu.
" Aku Shiro, salam kenal semuanya. Semoga kita bisa jadi teman baik ya " sapa siswa wanita itu dengan senyuman yang ramah.
" Kuro, Shiro, kalian bisa duduk di bangku kosong di belakang " jelas guru.
Kuro dan Shiro berjalan menuju belakang kelas. Shiro duduk tepat di samping Dika, dan Kuro sebelah Shiro dari sisi yang berbeda. Pelajaran pun di mulai seperti biasanya, Setelah pelajaran selesai waktu istirahat tiba. Setelah guru meninggalkan kelas sebagian siswa ikut keluar kelas untuk menuju ke kantin. Dan sebagian nya lagi masih berada di dalam kelas.
" Hay Shiro, kamu keliatannya bukan orang Indo ya? " tanya seorang siswa wanita sekelas mereka.
" Iya, kamu kelihatan sangat cantik Shiro " sahut seorang siswa wanita lainnya.
" Apa kamu bisa bahasa Indonesia? " tanya siswa wanita yang tadi.
" Bisa kok, aku dan kakak ku sudah cukup lama tinggal di Indonesia " jawab Shiro dengan manis.
" Oh ternyata kalian itu saudara. Tapi kenapa kalian bisa seumuran? "
" Aku tau, kalian anak kembar ya? tapi apa bisa anak kembar yang satu laki laki yang satu perempuan? "
" Ya bisa di bilang seperti itu " jawab Shiro.
Shiro seketika mencium wangi yang sangat enak. Ternyata wangi yang enak itu berasal dari bekal makan siang Dika. Dika memang selalu membawa bekal makan siang ke sekolah. Shiro langsung menghampiri Dika yang hendak memakan bekalnya.
" Waaaahhhhhh..... terlihat enak sekali " ujar Shiro setelah menghampiri Dika.
" Em... apa kau mau? cobalah " Dika menawarkan makanannya kepada Shiro.
" Benar boleh? " tanya Shiro dengan pandangan yang berkaca kaca penuh harapan.
" Iya silahkan " jawab Dika.
" Ammmmm...... " Shiro mengambil sesendok makanan Dika dan memakannya.
" Wah kalian terlihat sudah saling kenal ya " ujar siswi wanita tadi.
" Eh, aku bahkan belum pernah bertemu dengan mereka " jawab Dika.
" Emmmmm enak sekali..... " ujar Shiro setelah menelan makanannya.
" Shiro terlihat manis banget " sahut siswa wanita melihat ekspresi wajah Shiro yang senang setelah memakan bekal Dika.
" Oya kak terimakasih juga ya buat roti yang tadi pagi " ujar Shiro dengan tersenyum.
" Eh... Dika kamu bohong ya. Kamu bilang tadi belum pernah bertemu dengan Shiro sebelumnya " sahut siswa wanita itu.
" Tapi aku benar benar belum pernah bertemu dengan dia. Apa kita benar benar sudah pernah bertemu sebelumnya? " tanya Dika keheranan.
" Sudah tadi pagi, bahkan kakak mengelus elus aku. benar kan Onii chan? Rasanya sangat nyaman di elus elus seperti tadi " jawab Shiro dengan ekspresi yang sangat lucu sambil mengelus elus rambutnya sendiri.
" Jangan jangan kalian itu pacaran ya? " tanya siswi wanita itu.
" Pacaran? Apa itu? " tanya Shiro bingung.
" Shiro kamu belum tau pacaran ya? Pacaran itu ketika seorang pria dan wanita menjadi sangat romantis. Seperti Dika yang mengelus kepalamu " jelas siswi wanita itu.
" Ah.... eto.... jadi pacar itu seperti itu ya " seketika wajah Shiro memerah.
" Eh tidak tidak kami bukan pacaran. Aku benar benar belum mengenal dia sebelumnya " sahut Dika.
" Dika wajah mu juga terlihat memerah tuh " sindir siswa wanita itu.
" Tidak mungkin karena cuacanya sekarang sedikit panas " jawab Dika.
" Mungkin mereka berdua sama sama malu mengakuinya " ujar siswa wanita yang lainnya.
" Sudah lah, Shiro baru saja masuk ke sekolah ini. Tidak baik kalau membuatnya merasa tidak nyaman seperti ini " jelas Dika.
" Iya Dika benar, Shiro maafkan kami ya. Kami hanya bercanda tadi " ujar siswi wanita itu.
" Tidak apa apa aku bahkan merasa sangat senang bisa akrab dengan kalian seperti ini " jawab Shiro dengan tersenyum manis.
Tak lama berselang bel kembali berbunyi. Pelajaran yang selanjutnya adalah pelajaran olahraga. Seluruh siswa mengganti pakaiannya dan kemudian mereka menuju lapangan sekolah. Dilorong sekolah menuju lapangan Dika dan Shiro berpapasan. mereka berdua baru saja selesai mengganti pakaian olah raga mereka.
" Eh, hay " sapa Dika.
" Hay " jawab Shiro dengan wajah yang sedikit memerah.
" Em buat yang tadi maaf ya " ujar Dika sambil mereka berdua berjalan bersama menuju lapangan.
" Tidak apa apa kok. Aku mengerti manusia memang sangat senang bercanda seperti itu. Melihat mereka bahagia juga sudah membuat ku merasa bahagia " jawab Shiro sambil tersenyum.
" Oya apa tadi pagi kita benar benar bertemu? " tanya Dika lagi.
" Em, kamu bahkan berjanji akan menjemput aku dan kakak ku setelah pulang sekolah nanti " jawab Shiro.
Dika terlihat semakin bingung mendengar jawaban Shiro. Tiba tiba suasana berubah secara derastis. langit terlihat menjadi sangat gelap bahkan berbeda dengan gelap yang biasanya. Aura di seluruh tempat di sekolah itu pun menjadi semakin kelam. Dika tampak sangat terkejut dengan perubahan suasana yang seperti ini. Shiro yang menyadari telah terjadi sesuatu langsung berlari menuju ke ruang kelas mereka.
Melihat Shiro yang berlari, Dika pun ikut berlari dengan perasaan sedikit panik. Di sepanjang lorong Dika melihat kearah setiap kelas yang mereka lewati. Dika melihat seluruh siswa menjadi tertidur seperti tidak bernyawa. Hal yang sama pun terjadi di ruang kelas mereka. Hanya tesisa beberapa siswa laki laki yang terlihat pingsan di dalam kelas.
" Hay Shiro ada apa ini. Kenapa mereka semua menjadi pingsan seperti ini? " tanya Dika dengan nada panik.
" Penjelasannya akan sangat panjang. Lebih baik sekarang kita cari Nii san terlebih dahulu " jawab Shiro.
" Nii san? maksud mu Kuro? " tanya Dika menjadi semakin panik.
" Hem, ayo " Shiro langsung menarik tangan Dika dan berlari menuju lapangan sekolah.
Sementara itu di lapangan sekolah terlihat beberapa siswa yang pingsan. Hanya Kuro yang masih tersadar dan sedang memeriksa kondisi teman temannya yang pingsan di lapangan. Tak lama kemudian Shiro dan Dika sampai ke lapangan sekolah.
" Nii san " sahut Shiro dengan sedikit cemas.
" Hem, tidak salah lagi ini pasti perubahan roh " ujar Kuro.
" Apa? Roh kata mu? " Dika terkejut.
" Shiro gunakan sihir mu untuk melindungi area sekolah ini. Jika tidak dunia roh akan semakin melebar dan kemungkinan menyatu dengan dunia ini " jelas Kuro.
" Hem aku mengerti nii san " Shiro menganggukan kepalanya.
Shiro pun berjalan beberapa langkah menjauh dari Dika. Kemudian Shiro menggunakan kekuatan sihirnya. Saat ini seluruh lingkungan sekolah telah di batasi oleh dinding sihir milik shiro. Setelah menggunakan sihirnya tampak penampilan Shiro pun menjadi berubah. Shiro kini menjadi mengenakan yukata berwarna putih selain itu ekor dan telinga kucing berwarna putih terlihat. Melihat perubahan Shiro itu Dika menjadi semakin terkejut.
" Kucing? " ujar Dika yang terkejut melihat Shiro tampak seperti kucing putih yang memakai yukata berwarna putih itu.
" Hem, aku adalah roh kucing putih yang tadi pagi kamu beri makan. Dan nii san adalah roh kucing hitam " jelas Shiro dengan tersenyum sangat manis.
" Tidak mungkin. Hey ini pasti hanya mimpi kan? " ujar Dika terlihat panik.
" Sayangnya ini semua bukan mimpi. Kamu tenang saja aku dan Shiro berhutang budi kepada mu karena itu aku akan melindungi mu " jawab Kuro.
" Eto, nii san bukan kah jika manusia biasa pastinya akan pingsan saat memasuki dunia roh? " tanya Shiro.
" Seharusnya seperti itu. Tapi dunia roh belum sepenuhnya terbuka karena itu Dika masih bisa tersadar. Selain itu dia juga berada di sisi mu kan saat dunia roh ini terbuka " jelas Kuro.
" Eh.... bagai mana nii san tau? " tanya Shiro dengan wajah yang sedikit memerah.
" Aku merasakan sedikit kekuatan sihir dari tubuh Dika. Mungkin saja sihir mu terlepas dan melindungi Dika " ujar Kuro.
" Benar begitu ya? " tanya Shiro lagi.
" Hal itu tidak penting. Yang membuat ku heran kenapa dunia roh bisa terbuka seperti ini. Pasti ada seseorang yang membukanya " jelas Kuro.
Seketika seorang siswa wanita muncul dari sisi yang berbeda di lapangan sekolah itu. Siswa wanita itu ternyata salah satu teman sekelas mereka yang tadi menggoda Shiro dan Dika. Kuro, Shiro, dan Dika langsung menyadari kehadiran siswa itu. Tampak sesuatu yang berbeda dari siswa itu. Siswa itu terlihat seperti bukan dirinya yang sebenarnya ditambah lagi dengan aura kegelapan yang menyelimuti seluruh tubuh siswa tersebut.
" Aulia " ujar Dika memanggil siswa wanita itu.
" Tidak, bukan saat ini dia bukan Aulia. Sebuah roh menguasai dirinya. Shiro pisahkan tubuh Aulia dengan roh itu " ujar Kuro.
Shiro langsung mengeluarkan kekuatan sihirnya lagi. Dengan sihir nya terlihat Aulia seperti menjerit. Sedikit demi sedikit roh hitam yang menguasai tubuh Aulia terangkat. Sampai akhirnya roh hitam itu terlepas dari tubuh Aulia. Tubuh Aulia pun langsung terjatuh seakan tidak bernyawa.
" Nii san ini gawat. Roh hitam itu membawa roh Aulia juga. Jika tidak segera di kalahkan pastinya Aulia tidak akan bisa tertolong " ujar Shiro.
" Ya aku mengerti kau lindungi Dika. Ini bagian ku " jelas Kuro.
Seketika Kuro pun ikut berubah seperti Shiro tadi. Dengan memakai pakaian yukata hitam dan memegang sebuah katana di tangan nya Kuro terlihat sangat siap untuk melawan roh itu, Tanpa membuang buang waktu Kuro langsung menyerang roh hitam itu dengan katananya. Roh hitam itu pun tidak diam dan melawan Kuro.
Pertempuran pun terjadi, tak di sangka roh hitam itu cukup kuat. Kuro sedikit kewalahan melawan nya. Di tambah lagi di dalam tubuh roh hitam itu terdapat jiwa Aulia. Kuro harus lebih berhati hati dalam melawan roh hitam itu. Roh hitam itu kemudian seperti menghisap arua dari seluruh siswa yang pingsan di sekolah itu. Roh itu semakin lama semakin membesar. Keadaan menjadi semakin memburuk bahkan karena ketakutan aura Dika pun ikut terhisap oleh roh hitam itu.
" Nii san ini sangat berbahaya " sahut Shiro.
" Apa kita semua akan mati. Aku tidak mau mati secepat ini " jelas Dika ketakutan.
" Nii san bagai mana ini sihir ku tidak bisa menghentikan roh itu menghisap aura Dika " ujar Shiro yang berusaha menggunakan sihirnya untuk melindungi Dika.
" Jika terus seperti ini semua jiwa jiwa akan terus di hisap. Hanya seorang permurni roh yang bisa menghentikannya. Tapi yang ku tau seorang pemurni roh itu sudah tidak ada " sahut Kuro.
" Nii san apa yang harus kita laku kan. Sihir ku mulai melemah " ujar Shiro terlihat kelelahan menggunakan sihirnya.
Shiro semakin lama semakin melemah dan seketika Shiro hendak terjatuh. Akan tetapi seketika cahaya bersinar dari tubuh Dika. Cahaya itu memutuskan aura hitam yang menghisap jiwa nya. Dika pun langsung memeluk Shiro yang hendak terjatuh karena kehabisan kekuatan. Diki juga tampak terlihat bukan seperti dirinya yang biasa.
" Terimakasih telah melindungi ku. Biar aku yang akan memurnikan roh itu " ujar Dika tersenyum.
Shiro terkejut melihat Dika yang berubah seperti itu. Shiro pun tersenyum dengan tenang dan mencoba untuk berdiri kembali. Setelah Shiro berdiri Dika maju menghampiri Kuro.
" Kuro cobalah untuk menyerang ke arah jantungnya. Akan ku coba untuk menutup aliran rohnya dan memurnikan nya " ujar Dika dengan tegas.
" Baiklah akan ku coba " jawab Kuro.
Kuro langsung menggunakan sihir pedang andalan nya dengan seketika kecepatan dan serangan Kuro menjadi sangat mengerikan. Dan kuro pun berhasil menancapkan pedangnya di jantung roh hitam itu. Tanpa membuang waktu Dika langusng menggunakan kekuatan sihirnya. Cahaya kembali bersinar di sekitar Dika yang sedang mengeluarkan sihir. Kuro langsung mencabut pedangnya dan lompat menjauh dari roh hitam itu.
Cahaya juga bersinar dari tempat di mana Kuro menancapkan pedangnya di roh hitam tadi. Semakin lama cahaya itu semakin membesar dan pada akhirnya roh hitam itu menghilang oleh cahaya dan berubah menjadi banyak sekali roh putih yang menyerupai kupu kupu. roh putih yang berterbangan seperti kupu kupu itu terlihat sangat indah. Namun setelah menggunakan sihir pemurnian Dika langsung terjatuh pingsan.
Roh putih itu satu persatu kembali masuk kedalam tubuh para siswa yang pingsan. Salah satunya juga akhirnya masuk kedalam tubuh Dika. Melihat Dika yang terjatuh, Shiro langsung berlari menghampirinya.
" Nii san, kamu liat itu? " tanya Shiro sambil tersenyum dan memangku kepala Dika yang sedang pingsan.
" Ya, aku juga tidak menyangka di dalam jiwanya terdapat jiwa seorang pemurni " ujar Kuro.
" Tapi sepertinya dia belum bisa mengendalikan kekuatan itu " jelas Shiro.
" Kemungkinan setelah sadar dia akan lupa kejadian ini. Cepat atau lambat dia pasti akan menyadari kekuatan yang ada di dalam tubuhnya " ujar Kuro.
" Iya, dia memang benar benar memiliki hati yang murni " Shiro pun tersenyum.
" Shiro apa kamu masih sanggup menggunakan sihir mu? " tanya Kuro.
" Hem aku masih bisa " jawab Shiro.
" Kalau begitu gunakan sihir mu, buat semua kejadian ini seolah olah mimpi. Dan tolong rapihkan kembali Lapangan serta gedung sekolah yang hancur karena pertempuran ku tadi " ujar Kuro.
" Uh.... nii chan ini tidak adil bagi ku " rengek Shiro.
" Tidak usah banyak mengeluh. Cepatlah lakukan saja sebelum semuanya sadar " ujar Kuro sambil kembali berubah menjadi penampilan sekolahnya.
" Iya baik lah " Shiro langsung berdiri dan menggunakan sihirnya.
Dengan sihir Shiro seketika gedung sekolah dan lapangan yang hancur karena pertempuran tadi kembali seperti sedia kala. Selain itu juga Shiro memindahkan seluruh murid yang pingsan di lapangan ke dalam kelas mereka dengan sihirnya. Setelah itu Shiro juga kembali berubah menjadi penampilan sekolahnya. Kuro dan Shiro pun kembali kedalam kelas dan berpura pura ikut tertidur.
Tak lama kemudian satu persatu siswa terbangun. Mereka semua tidak menyadari sesuatu telah terjadi dan semuanya berjalan dengan normal. Seluruh siswa pun bergegas menuju lapangan sekolah untuk mengikuti pelajaran olahraga. Di selah selah pelajaran olahraga tampak beberapa siswa bercerita tentang mimpi aneh yang di alaminya. Mendengar itu Kuro dan Shiro hanya tersenyum.
Jam pelajaran pun telah usai, seluruh siswa bergegas meninggalkan sekolah dan pulang kerumah mereka masing masing. Begitu juga Dika, Shiro, dan Kuro yang kebetulan bersamaan meninggalkan sekolah itu. Saat hendak berjalan kearah gerbang sekolah, seorang wanita tampak memperhatikan mereka. Dengan instingnya Kuro menyadari seseorang sedang memperhatikan mereka. Kuro pun langsung menoleh kearah atas gedung sekolah. Dia melihat seorang wanita yang sedang memperhatikan nya itu. Kuro juga mencium hawa roh yang sangat besar.
" Nii chan ayo cepat nanti kita ketinggalan " Shiro langsung menarik tangan Kuro dan berlari meninggalkan sekolah.
Shiro dan Kuro berjalan mengikuti Dika ke arah rumahnya. Dika sebenarnya menyadari bahwa Shiro dan Kuro mengikutinya, akan tetapi Dika berpura pura tidak menghiraukannya. Dika tampak menepati janjinya tadi dan pergi ke taman dimana dia menemukan dua ekor kucing tadi pagi. Dari kejauhan kotak tempat kedua kucing tadi masih terlihat. Dika langsung berlari menghampiri kotak itu. Namun ternyata kedua kucing itu sudah tidak ada di dalam kotak itu. Dika tampak sedikit kecewa. Melihat itu Shiro tertawa kecil dan tersenyum.
Dika akhirnya kembali melanjutkan langkahnya menuju ke rumah. Shiro dan Kuro pun masih mengikuti nya. Dika sendiri tinggal bersama neneknya karena Ayah dan Ibu Dika telah meninggal dalam sebuah kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Sesampainya di depan rumah Dika langsung berbalik arah dan menghadap ke arah Shiro dan Kuro.
" Kalian berdua masuk lah. Mungkin nenek ku sudah memasak makanan saat ini " ujar Dika.
" Yah ternyata kita ketauan. Hihihihihi...... " Shiro tertawa kecil.
Dika pun mengajak Shiro dan Kuro masuk kedalam rumahnya. Saat mereka masuk ke dalam rumah, nenek Dika langsung seketika terkejut melihat Kuro dan Shiro yang datang bersama Dika.
" Kuro neko, Shiro neko..... " ujar nenek Dika terkejut
Shiro pun hanya tersenyum dengan sangat manis.
~~~##Jangan
Lewatkan Eps Selanjutnya##~~~
Dika berjalan perlahan menuju ke sekolahnya. Di sebuah taman yang Dika lewati ia melihat sebuah kotak yang tergeletak. Dika juga mendengar suara kucing yang seperti kelaparan. Dika akhirnya menghampiri kotak itu. Di dalam kotak itu terdapat dua ekor kucing, yang satu berwarna hitam dan yang satu berwarna putih. Dika sendiri sangat suka dengan kucing.
" Wah..... kucing, kalian pasti kelaparan ya. Ini makan lah " Dika memberikan roti yang dia bawa dari rumah tadi. Dengan lahapnya kedua kucing itu langsung memakan roti yang di berikan oleh Dika. " Kalian berdua lucu sekali. Tapi sekarang aku harus berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah aku akan kembali lagi kesini dan membawa kalian pulang. Jadi kalian jangan kemana mana ya " ujar Dika sambil mengelus kedua kucing itu.
Dika kemudian kembali melanjutkan perjalannannya menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah Dika langsung menuju kelasnya dan tak lama kemudian pelajaran di mulai. Guru pun memasuki kelas bersama dua orang siswa. Seorang siswa laki laki yang terlihat sangat tampan, rambutnya hitam, matanya biru membuat seluruh siswa wanita di dalam kelas menjadi terpikat kepadanya. Satu siswa lagi seorang wanita yang sangat cantik, wanita itu berambut putih dan memiliki mata yang coklat, dengan senyumannya yang manis seperti menghipnotis seluruh siswa yang ada di dalam kelas itu. Kedua siswa itu terlihat seperti bukan penduduk lokal.
" Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid pindahan, Nah kalian berdua silahkan perkenalkan diri kalian masing masing " ujar guru.
" Kuro " ucap siswa laki laki itu.
" Aku Shiro, salam kenal semuanya. Semoga kita bisa jadi teman baik ya " sapa siswa wanita itu dengan senyuman yang ramah.
" Kuro, Shiro, kalian bisa duduk di bangku kosong di belakang " jelas guru.
Kuro dan Shiro berjalan menuju belakang kelas. Shiro duduk tepat di samping Dika, dan Kuro sebelah Shiro dari sisi yang berbeda. Pelajaran pun di mulai seperti biasanya, Setelah pelajaran selesai waktu istirahat tiba. Setelah guru meninggalkan kelas sebagian siswa ikut keluar kelas untuk menuju ke kantin. Dan sebagian nya lagi masih berada di dalam kelas.
" Hay Shiro, kamu keliatannya bukan orang Indo ya? " tanya seorang siswa wanita sekelas mereka.
" Iya, kamu kelihatan sangat cantik Shiro " sahut seorang siswa wanita lainnya.
" Apa kamu bisa bahasa Indonesia? " tanya siswa wanita yang tadi.
" Bisa kok, aku dan kakak ku sudah cukup lama tinggal di Indonesia " jawab Shiro dengan manis.
" Oh ternyata kalian itu saudara. Tapi kenapa kalian bisa seumuran? "
" Aku tau, kalian anak kembar ya? tapi apa bisa anak kembar yang satu laki laki yang satu perempuan? "
" Ya bisa di bilang seperti itu " jawab Shiro.
Shiro seketika mencium wangi yang sangat enak. Ternyata wangi yang enak itu berasal dari bekal makan siang Dika. Dika memang selalu membawa bekal makan siang ke sekolah. Shiro langsung menghampiri Dika yang hendak memakan bekalnya.
" Waaaahhhhhh..... terlihat enak sekali " ujar Shiro setelah menghampiri Dika.
" Em... apa kau mau? cobalah " Dika menawarkan makanannya kepada Shiro.
" Benar boleh? " tanya Shiro dengan pandangan yang berkaca kaca penuh harapan.
" Iya silahkan " jawab Dika.
" Ammmmm...... " Shiro mengambil sesendok makanan Dika dan memakannya.
" Wah kalian terlihat sudah saling kenal ya " ujar siswi wanita tadi.
" Eh, aku bahkan belum pernah bertemu dengan mereka " jawab Dika.
" Emmmmm enak sekali..... " ujar Shiro setelah menelan makanannya.
" Shiro terlihat manis banget " sahut siswa wanita melihat ekspresi wajah Shiro yang senang setelah memakan bekal Dika.
" Oya kak terimakasih juga ya buat roti yang tadi pagi " ujar Shiro dengan tersenyum.
" Eh... Dika kamu bohong ya. Kamu bilang tadi belum pernah bertemu dengan Shiro sebelumnya " sahut siswa wanita itu.
" Tapi aku benar benar belum pernah bertemu dengan dia. Apa kita benar benar sudah pernah bertemu sebelumnya? " tanya Dika keheranan.
" Sudah tadi pagi, bahkan kakak mengelus elus aku. benar kan Onii chan? Rasanya sangat nyaman di elus elus seperti tadi " jawab Shiro dengan ekspresi yang sangat lucu sambil mengelus elus rambutnya sendiri.
" Jangan jangan kalian itu pacaran ya? " tanya siswi wanita itu.
" Pacaran? Apa itu? " tanya Shiro bingung.
" Shiro kamu belum tau pacaran ya? Pacaran itu ketika seorang pria dan wanita menjadi sangat romantis. Seperti Dika yang mengelus kepalamu " jelas siswi wanita itu.
" Ah.... eto.... jadi pacar itu seperti itu ya " seketika wajah Shiro memerah.
" Eh tidak tidak kami bukan pacaran. Aku benar benar belum mengenal dia sebelumnya " sahut Dika.
" Dika wajah mu juga terlihat memerah tuh " sindir siswa wanita itu.
" Tidak mungkin karena cuacanya sekarang sedikit panas " jawab Dika.
" Mungkin mereka berdua sama sama malu mengakuinya " ujar siswa wanita yang lainnya.
" Sudah lah, Shiro baru saja masuk ke sekolah ini. Tidak baik kalau membuatnya merasa tidak nyaman seperti ini " jelas Dika.
" Iya Dika benar, Shiro maafkan kami ya. Kami hanya bercanda tadi " ujar siswi wanita itu.
" Tidak apa apa aku bahkan merasa sangat senang bisa akrab dengan kalian seperti ini " jawab Shiro dengan tersenyum manis.
Tak lama berselang bel kembali berbunyi. Pelajaran yang selanjutnya adalah pelajaran olahraga. Seluruh siswa mengganti pakaiannya dan kemudian mereka menuju lapangan sekolah. Dilorong sekolah menuju lapangan Dika dan Shiro berpapasan. mereka berdua baru saja selesai mengganti pakaian olah raga mereka.
" Eh, hay " sapa Dika.
" Hay " jawab Shiro dengan wajah yang sedikit memerah.
" Em buat yang tadi maaf ya " ujar Dika sambil mereka berdua berjalan bersama menuju lapangan.
" Tidak apa apa kok. Aku mengerti manusia memang sangat senang bercanda seperti itu. Melihat mereka bahagia juga sudah membuat ku merasa bahagia " jawab Shiro sambil tersenyum.
" Oya apa tadi pagi kita benar benar bertemu? " tanya Dika lagi.
" Em, kamu bahkan berjanji akan menjemput aku dan kakak ku setelah pulang sekolah nanti " jawab Shiro.
Dika terlihat semakin bingung mendengar jawaban Shiro. Tiba tiba suasana berubah secara derastis. langit terlihat menjadi sangat gelap bahkan berbeda dengan gelap yang biasanya. Aura di seluruh tempat di sekolah itu pun menjadi semakin kelam. Dika tampak sangat terkejut dengan perubahan suasana yang seperti ini. Shiro yang menyadari telah terjadi sesuatu langsung berlari menuju ke ruang kelas mereka.
Melihat Shiro yang berlari, Dika pun ikut berlari dengan perasaan sedikit panik. Di sepanjang lorong Dika melihat kearah setiap kelas yang mereka lewati. Dika melihat seluruh siswa menjadi tertidur seperti tidak bernyawa. Hal yang sama pun terjadi di ruang kelas mereka. Hanya tesisa beberapa siswa laki laki yang terlihat pingsan di dalam kelas.
" Hay Shiro ada apa ini. Kenapa mereka semua menjadi pingsan seperti ini? " tanya Dika dengan nada panik.
" Penjelasannya akan sangat panjang. Lebih baik sekarang kita cari Nii san terlebih dahulu " jawab Shiro.
" Nii san? maksud mu Kuro? " tanya Dika menjadi semakin panik.
" Hem, ayo " Shiro langsung menarik tangan Dika dan berlari menuju lapangan sekolah.
Sementara itu di lapangan sekolah terlihat beberapa siswa yang pingsan. Hanya Kuro yang masih tersadar dan sedang memeriksa kondisi teman temannya yang pingsan di lapangan. Tak lama kemudian Shiro dan Dika sampai ke lapangan sekolah.
" Nii san " sahut Shiro dengan sedikit cemas.
" Hem, tidak salah lagi ini pasti perubahan roh " ujar Kuro.
" Apa? Roh kata mu? " Dika terkejut.
" Shiro gunakan sihir mu untuk melindungi area sekolah ini. Jika tidak dunia roh akan semakin melebar dan kemungkinan menyatu dengan dunia ini " jelas Kuro.
" Hem aku mengerti nii san " Shiro menganggukan kepalanya.
Shiro pun berjalan beberapa langkah menjauh dari Dika. Kemudian Shiro menggunakan kekuatan sihirnya. Saat ini seluruh lingkungan sekolah telah di batasi oleh dinding sihir milik shiro. Setelah menggunakan sihirnya tampak penampilan Shiro pun menjadi berubah. Shiro kini menjadi mengenakan yukata berwarna putih selain itu ekor dan telinga kucing berwarna putih terlihat. Melihat perubahan Shiro itu Dika menjadi semakin terkejut.
" Kucing? " ujar Dika yang terkejut melihat Shiro tampak seperti kucing putih yang memakai yukata berwarna putih itu.
" Hem, aku adalah roh kucing putih yang tadi pagi kamu beri makan. Dan nii san adalah roh kucing hitam " jelas Shiro dengan tersenyum sangat manis.
" Tidak mungkin. Hey ini pasti hanya mimpi kan? " ujar Dika terlihat panik.
" Sayangnya ini semua bukan mimpi. Kamu tenang saja aku dan Shiro berhutang budi kepada mu karena itu aku akan melindungi mu " jawab Kuro.
" Eto, nii san bukan kah jika manusia biasa pastinya akan pingsan saat memasuki dunia roh? " tanya Shiro.
" Seharusnya seperti itu. Tapi dunia roh belum sepenuhnya terbuka karena itu Dika masih bisa tersadar. Selain itu dia juga berada di sisi mu kan saat dunia roh ini terbuka " jelas Kuro.
" Eh.... bagai mana nii san tau? " tanya Shiro dengan wajah yang sedikit memerah.
" Aku merasakan sedikit kekuatan sihir dari tubuh Dika. Mungkin saja sihir mu terlepas dan melindungi Dika " ujar Kuro.
" Benar begitu ya? " tanya Shiro lagi.
" Hal itu tidak penting. Yang membuat ku heran kenapa dunia roh bisa terbuka seperti ini. Pasti ada seseorang yang membukanya " jelas Kuro.
Seketika seorang siswa wanita muncul dari sisi yang berbeda di lapangan sekolah itu. Siswa wanita itu ternyata salah satu teman sekelas mereka yang tadi menggoda Shiro dan Dika. Kuro, Shiro, dan Dika langsung menyadari kehadiran siswa itu. Tampak sesuatu yang berbeda dari siswa itu. Siswa itu terlihat seperti bukan dirinya yang sebenarnya ditambah lagi dengan aura kegelapan yang menyelimuti seluruh tubuh siswa tersebut.
" Aulia " ujar Dika memanggil siswa wanita itu.
" Tidak, bukan saat ini dia bukan Aulia. Sebuah roh menguasai dirinya. Shiro pisahkan tubuh Aulia dengan roh itu " ujar Kuro.
Shiro langsung mengeluarkan kekuatan sihirnya lagi. Dengan sihir nya terlihat Aulia seperti menjerit. Sedikit demi sedikit roh hitam yang menguasai tubuh Aulia terangkat. Sampai akhirnya roh hitam itu terlepas dari tubuh Aulia. Tubuh Aulia pun langsung terjatuh seakan tidak bernyawa.
" Nii san ini gawat. Roh hitam itu membawa roh Aulia juga. Jika tidak segera di kalahkan pastinya Aulia tidak akan bisa tertolong " ujar Shiro.
" Ya aku mengerti kau lindungi Dika. Ini bagian ku " jelas Kuro.
Seketika Kuro pun ikut berubah seperti Shiro tadi. Dengan memakai pakaian yukata hitam dan memegang sebuah katana di tangan nya Kuro terlihat sangat siap untuk melawan roh itu, Tanpa membuang buang waktu Kuro langsung menyerang roh hitam itu dengan katananya. Roh hitam itu pun tidak diam dan melawan Kuro.
Pertempuran pun terjadi, tak di sangka roh hitam itu cukup kuat. Kuro sedikit kewalahan melawan nya. Di tambah lagi di dalam tubuh roh hitam itu terdapat jiwa Aulia. Kuro harus lebih berhati hati dalam melawan roh hitam itu. Roh hitam itu kemudian seperti menghisap arua dari seluruh siswa yang pingsan di sekolah itu. Roh itu semakin lama semakin membesar. Keadaan menjadi semakin memburuk bahkan karena ketakutan aura Dika pun ikut terhisap oleh roh hitam itu.
" Nii san ini sangat berbahaya " sahut Shiro.
" Apa kita semua akan mati. Aku tidak mau mati secepat ini " jelas Dika ketakutan.
" Nii san bagai mana ini sihir ku tidak bisa menghentikan roh itu menghisap aura Dika " ujar Shiro yang berusaha menggunakan sihirnya untuk melindungi Dika.
" Jika terus seperti ini semua jiwa jiwa akan terus di hisap. Hanya seorang permurni roh yang bisa menghentikannya. Tapi yang ku tau seorang pemurni roh itu sudah tidak ada " sahut Kuro.
" Nii san apa yang harus kita laku kan. Sihir ku mulai melemah " ujar Shiro terlihat kelelahan menggunakan sihirnya.
Shiro semakin lama semakin melemah dan seketika Shiro hendak terjatuh. Akan tetapi seketika cahaya bersinar dari tubuh Dika. Cahaya itu memutuskan aura hitam yang menghisap jiwa nya. Dika pun langsung memeluk Shiro yang hendak terjatuh karena kehabisan kekuatan. Diki juga tampak terlihat bukan seperti dirinya yang biasa.
" Terimakasih telah melindungi ku. Biar aku yang akan memurnikan roh itu " ujar Dika tersenyum.
Shiro terkejut melihat Dika yang berubah seperti itu. Shiro pun tersenyum dengan tenang dan mencoba untuk berdiri kembali. Setelah Shiro berdiri Dika maju menghampiri Kuro.
" Kuro cobalah untuk menyerang ke arah jantungnya. Akan ku coba untuk menutup aliran rohnya dan memurnikan nya " ujar Dika dengan tegas.
" Baiklah akan ku coba " jawab Kuro.
Kuro langsung menggunakan sihir pedang andalan nya dengan seketika kecepatan dan serangan Kuro menjadi sangat mengerikan. Dan kuro pun berhasil menancapkan pedangnya di jantung roh hitam itu. Tanpa membuang waktu Dika langusng menggunakan kekuatan sihirnya. Cahaya kembali bersinar di sekitar Dika yang sedang mengeluarkan sihir. Kuro langsung mencabut pedangnya dan lompat menjauh dari roh hitam itu.
Cahaya juga bersinar dari tempat di mana Kuro menancapkan pedangnya di roh hitam tadi. Semakin lama cahaya itu semakin membesar dan pada akhirnya roh hitam itu menghilang oleh cahaya dan berubah menjadi banyak sekali roh putih yang menyerupai kupu kupu. roh putih yang berterbangan seperti kupu kupu itu terlihat sangat indah. Namun setelah menggunakan sihir pemurnian Dika langsung terjatuh pingsan.
Roh putih itu satu persatu kembali masuk kedalam tubuh para siswa yang pingsan. Salah satunya juga akhirnya masuk kedalam tubuh Dika. Melihat Dika yang terjatuh, Shiro langsung berlari menghampirinya.
" Nii san, kamu liat itu? " tanya Shiro sambil tersenyum dan memangku kepala Dika yang sedang pingsan.
" Ya, aku juga tidak menyangka di dalam jiwanya terdapat jiwa seorang pemurni " ujar Kuro.
" Tapi sepertinya dia belum bisa mengendalikan kekuatan itu " jelas Shiro.
" Kemungkinan setelah sadar dia akan lupa kejadian ini. Cepat atau lambat dia pasti akan menyadari kekuatan yang ada di dalam tubuhnya " ujar Kuro.
" Iya, dia memang benar benar memiliki hati yang murni " Shiro pun tersenyum.
" Shiro apa kamu masih sanggup menggunakan sihir mu? " tanya Kuro.
" Hem aku masih bisa " jawab Shiro.
" Kalau begitu gunakan sihir mu, buat semua kejadian ini seolah olah mimpi. Dan tolong rapihkan kembali Lapangan serta gedung sekolah yang hancur karena pertempuran ku tadi " ujar Kuro.
" Uh.... nii chan ini tidak adil bagi ku " rengek Shiro.
" Tidak usah banyak mengeluh. Cepatlah lakukan saja sebelum semuanya sadar " ujar Kuro sambil kembali berubah menjadi penampilan sekolahnya.
" Iya baik lah " Shiro langsung berdiri dan menggunakan sihirnya.
Dengan sihir Shiro seketika gedung sekolah dan lapangan yang hancur karena pertempuran tadi kembali seperti sedia kala. Selain itu juga Shiro memindahkan seluruh murid yang pingsan di lapangan ke dalam kelas mereka dengan sihirnya. Setelah itu Shiro juga kembali berubah menjadi penampilan sekolahnya. Kuro dan Shiro pun kembali kedalam kelas dan berpura pura ikut tertidur.
Tak lama kemudian satu persatu siswa terbangun. Mereka semua tidak menyadari sesuatu telah terjadi dan semuanya berjalan dengan normal. Seluruh siswa pun bergegas menuju lapangan sekolah untuk mengikuti pelajaran olahraga. Di selah selah pelajaran olahraga tampak beberapa siswa bercerita tentang mimpi aneh yang di alaminya. Mendengar itu Kuro dan Shiro hanya tersenyum.
Jam pelajaran pun telah usai, seluruh siswa bergegas meninggalkan sekolah dan pulang kerumah mereka masing masing. Begitu juga Dika, Shiro, dan Kuro yang kebetulan bersamaan meninggalkan sekolah itu. Saat hendak berjalan kearah gerbang sekolah, seorang wanita tampak memperhatikan mereka. Dengan instingnya Kuro menyadari seseorang sedang memperhatikan mereka. Kuro pun langsung menoleh kearah atas gedung sekolah. Dia melihat seorang wanita yang sedang memperhatikan nya itu. Kuro juga mencium hawa roh yang sangat besar.
" Nii chan ayo cepat nanti kita ketinggalan " Shiro langsung menarik tangan Kuro dan berlari meninggalkan sekolah.
Shiro dan Kuro berjalan mengikuti Dika ke arah rumahnya. Dika sebenarnya menyadari bahwa Shiro dan Kuro mengikutinya, akan tetapi Dika berpura pura tidak menghiraukannya. Dika tampak menepati janjinya tadi dan pergi ke taman dimana dia menemukan dua ekor kucing tadi pagi. Dari kejauhan kotak tempat kedua kucing tadi masih terlihat. Dika langsung berlari menghampiri kotak itu. Namun ternyata kedua kucing itu sudah tidak ada di dalam kotak itu. Dika tampak sedikit kecewa. Melihat itu Shiro tertawa kecil dan tersenyum.
Dika akhirnya kembali melanjutkan langkahnya menuju ke rumah. Shiro dan Kuro pun masih mengikuti nya. Dika sendiri tinggal bersama neneknya karena Ayah dan Ibu Dika telah meninggal dalam sebuah kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Sesampainya di depan rumah Dika langsung berbalik arah dan menghadap ke arah Shiro dan Kuro.
" Kalian berdua masuk lah. Mungkin nenek ku sudah memasak makanan saat ini " ujar Dika.
" Yah ternyata kita ketauan. Hihihihihi...... " Shiro tertawa kecil.
Dika pun mengajak Shiro dan Kuro masuk kedalam rumahnya. Saat mereka masuk ke dalam rumah, nenek Dika langsung seketika terkejut melihat Kuro dan Shiro yang datang bersama Dika.
" Kuro neko, Shiro neko..... " ujar nenek Dika terkejut
Shiro pun hanya tersenyum dengan sangat manis.
wooooooooo
BalasHapusamajingg
BalasHapus